Minggu, 25 Maret 2012

Hati-hati, 70% Toko Online Abal-abal


Surabaya – Masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap berbagai modus dan aksi penipuan yang memanfaatkan layanan belanja online. Pasalnya, kasus itu kian marak terjadi baik di Surabaya maupun Indonesia secara keseluruhan.
Dari data Penelitian Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM tahun 2011 lalu, menyebut 70 persen toko online menjual produk palsu. Agar tidak terjebak membeli produk palsu, perhatikan beberapa aturan main saat berbelanja online.
Lilis Roliena, Ketua Woman Online Community Surabaya (Wosca), menyebutkan, hasil penelusurannya menemukan bahwa  terdapat 103 Daftar Online Shop di Facebook yang melakukan penipuan. “Banyak kasus penipuan belanja online, para buyer harus lebih selektif dalam membeli,” terangnya.
Selanjutnya, Lilis memberi beberapa tips dalam berbelanja online. Pertama pastikan website yang anda kunjungi bereputasi baik. Nama website cukup populer, sering diulas media atau direkomendasikan oleh orang yang dikenal. Jangan mencari produk melaluisearch engine agar tidak terjebak pada penipuan. Pastikan juga website tersebut punya alamat surat dan nomor telepon. Jangan lupa baca kebijakan privasi penjual dan aturan pengembalian barang.
Kedua, pastikan situs web aman. Alamat web professional menggunakan secure ”htpps://”. Untuk mengantisipasi penipuan, sebaiknya instal perangkat lunak keamanan di PC anda untuk menjaga kemungkinan membuka situs yang tidak aman. Hati-hati terhadap penawaran produk lewat email (spam) yang berpotensi merusak komputer.
Ketiga , waspada jika harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga umumnya. Cek kembali di internet kemungkinan ada orang yang bermasalah dengan produk tersebut.
Keempat, pembayaran langsung di tempat atau transfer adalah cara paling aman. Jika pembayaran harus melalui pihak ketiga seperti Paypal, pastikan anda di alamat yang benar agar tidak menjadi korban pencurian data kartu kredit.
Senada dengan Lilis, salah satu pengusaha di bidang online, Asti Eka Megawaty, menyebut, teknologi itu bagaikan dua sisi mata pisau yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan negatif atau positif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar